Sebelum
Bandung menjadi surga Factory Outlet bagi para wisatawan domestik
maupun luar negeri, Bandung terlebih dahulu dikenal sebagai surganya
Distro dan Clothing. Well, jika diamati, kadang banyak yang tidak begitu
paham tentang dua istilah tersebut yang secara tidak langsung
menjadikan Bandung menjadi kota yang punya standar sendiri dalam dunia
fashion anak muda. Clothing sendiri adalah istilah bagi suatu perusahaan
yang memproduksi pakaian jadi dengan merek-nya sendiri yang kemudian
produknya bisa berkembang tidak hanya menjual pakaian saja, bisa
melahirkan produk-produk baru penunjang gaya hidup seperti jam tangan,
sabuk, kacamata hingga MP3 player. Sedangkan Distro yang merupakan
kepanjangan dari distribution store merupakan toko yang mendistribusikan
produk-produk dari Clothing itu sendiri, bisa dikatakan Distro itu
penyalur resmi dari produk-produk Clothing.
Semua itu berawal
dari munculnya komunitas kreatif anak muda Bandung pada pertengahan
tahun 90-an. Studio musik Reverse di jalan Sukasenang adalah cikal bakal
dari lahirnya Distro dan Clothing hingga saat ini. Berawal dari menjual
aksesoris-aksesoris yang berkaitan dengan musik dari mulai kaset, CD,
poster, artwork dan pernak-pernik impor lainnya, Reverse yang juga
menjadi pelopor label musik indie di Bandung mulai menjual barang-barang
lokal yang mendukung komunitas musik rock dan skateboard di Bandung.
Dari situlah kemudian muncul Distro-distro lain yang menjual
barang-barang khusus skateboard seperti Hobbies dan Mossy yang menjual
kaos-kaos band luar.
Ketika krisis moneter menimpa Indonesia pada
tahun 1998, Reverse yang biasa menjual barang-barang impor tidak bisa
lagi meneruskan usahanya dikarenakan harga dollar yang melambung tinggi.
Berkat hal tersebut, justru para pendiri Reverse seperti Helvi
berinisiatif mendirikan usaha Clothing-nya sendiri yang dinamakan
Airplane. Selain itu, bersama dua veteran Reverse lainnya, yaitu Dxxxt
dan Marin, Helvi mendirikan record label yang kini sudah tidak asing
lagi namanya yaitu Fast Forward Records. Yap, transformasi Reverse dari
Distro menjadi sebuah Clothing Company hingga mempunyai record label
membuat kreativitas anak muda Bandung makin dikenal saat itu. Dari 347
Boardrider.co (sekarang jadi 347/eat) yang berdiri di tahun 1996
kemudian disusul Ouval Research di tahun 1997 hingga Anonim, Flashy,
Harder, No Label, Monik dan masih banyak lagi.
Yap, secara tidak
langsung perkembangan Distro dan Clothing di Bandung didukung oleh
scene-scene anak muda yang berkembang saat itu, dari mulai scene musik,
contohnya Riotic yang mendominasi scene musik Punk di Bandung, kemudian
street fashion anak muda Bandung dari para skater hingga biker, Bandung
menjelma menjadi kota yang terus menghasilkan brand-brand lokal yang
hingga saat ini sudah dikenal hampir keseluruh penjuru Indonesia hingga
luar negeri. Walau sebelumnya sudah banyak brand-brand lokal yang
berdiri sendiri, tapi percaya atau tidak, justru istilah Distro ataupun
Clothing mulai dikenal ketika brand-brand yang telah disebutkan diatas
muncul.
Kuncinya ada di segi konsep dan desain yang jelas. Betul,
itulah yang membedakan Clothing dan Distro dengan produk-produk yang
dipajang di Factory Outlet dan semacamnya. Tidak asal jiplak desain dari
brand-brand ternama di luar, eksklusivitas produk pun menjadi ciri khas
dari Distro maupun Clothing Company, biasanya ditandai dengan limited
edition yang hanya menjual 50-100 pasang produk, itulah yang membedakan
Clothing dan Distro diantara industri fashion konvensional lainnya di
Bandung. Selain itu, hubungan yang erat antara Clothing Company dan para
orang-orang yang dulu berkecimpung di dunia scene lokal baik itu musik
maupun hobi seperti skateboard yang membuat semangat dari Clothing dan
Distro makin diakui oleh anak muda Bandung. Belum lagi beberapa record
label yang lahir dari Distro menjadikan pembeda tersendiri. Sebut saja
Fast Forward Record yang telah disebutkan sebelumnya, kemudian masih ada
Linoleum Record yang banyak menaungi band-band metal dan masih banyak
lagi.
Tapi sayang, perkembangan Distro dan Clothing yang didasari
semangat idealisme anak muda Bandung yang ingin menciptakan brand
dengan konsep yang berbeda dari yang lain saat ini sudah lumayan
tertutup dengan hadirnya Clothing-clothing lain yang hanya asal menjual
demi mencari keuntungan saja. Padahal semua itu berasal dari semangat
mengapa Distro ataupun Clothing didirikan. Dulu orang-orang yang datang
ke Distro itu tujuannya ingin mencari sesuatu yang tidak ada di
tempat-tempat seperti shopping center maupun department store, sesuatu
yang spesifik, beda dari yang lain, oleh karena itu letak Distro maupun
Clothing pun kadang-kadang tidak se-strategis pusat perbelanjaan pada
umumnya, letaknya terpencil dan memang ada tujuannya mengapa mereka
membuka tempat disitu, jadi orang yang datang pun memang ada sesuatu
yang dicarinya bukan hanya window shopping semata.
Itulah cerita
kecil tentang mengapa Bandung menjadi surga sekaligus pelopor Distro dan
Clothing di Bandung. Sesuai dengan perkembangan gaya para anak mudanya,
Distro dan Clothing akan terus berkembang hingga tidak ada batasnya.
Maka jangan kaget jika kamu melihat gaya dan dandanan anak muda Bandung
yang makin beda dan unik tiap harinya. Yes, Bandung is the city who
always emerge, selamat datang di Bandung guys!